CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Kamis, 04 November 2010

BAB PENCURIAN

PENGERTIAN MENCURI
arti mencuri atau merampok adalah :
mungkin pengertian pencurian perlu kita bagi menjadi dua golongan, yaitu: pencurian secara aktif dan pencurian secara pasif.
Pertama, pencurian secara aktif. Apa maksudnya? Pencurian secara aktif adalah tindakan mengambil hak milik orang lain tanpa sepengetahuan si pemilik .
Kedua, pencurian secara pasif. Apa maksudnya? Bila pencurian secara aktif berarti tindakan mengambil hak milik seseorang, maka pencurian secara pasif berarti tindakan menahan apa yang seharusnya menjadi miliknya orang lain.
Bagaimana dengan pengertian Alkitab tentang mencuri itu sendiri? Alkitab sendiri tidak memberikan definisi secara eksplisit. Ketika kita melihat perintah “Jangan mencuri”, Alkitab tidak memberikan penjelasan apapun tentang hal itu. Tapi ada satu hal yang pasti, yaitu Alkitab seringkali mengulang-ulang membicarakan konsekuensi bila seseorang mencuri. Laknat Tuhan akan turun bila para pencuri dibiarkan leluasa melakukan kejahatannya. Menurut hukum Tuhan, bila pencuri-pencuri itu masih ingin hidup, maka mereka harus mengembalikan apa yang mereka ambil .Berikutnya menyebutkan bahwa bila seekor kambing atau sapi dicuri, maka pencurinya harus membayar kembali lima sapi dan empat kambing. Bagaimana kalau ia tidak mampu membayar? Maka, si pencuri itu harus dijual sampai hutangnya lunas,atau hukuman yang lebih berat, yaitu mengembalikan tujuh kali lipat. Dan bahkan, ada pencurian yang berujung pada hukuman mati. Intinya, sekali lagi, Alkitab sering mengulang-ulang perintah jangan mencuri. Tentunya, hal ini menandai betapa seriusnya Tuhan akan dosa yang satu ini

HUKUM MENCURI
Dalil mencuri : dari Ibnu Umar r.a berkata, “Beliau (Rasulullah) memotong tangan pencuri karena mencuri perisai (baju besi) seharga 3 dirham” (Al Bukhari dalam Al Hudud no.6796 dan Muslim dalam Al Hudud no.1686/6)
dari Aisyah r.a, Nabi bersabda, “Tangan harus dipotong karena mencuri ¼ dinar atau lebih” (redaksi Al Bukhari dalam Al Hudud no.6789)

bab jinayat

Bab 1 : Pengertian Jinayat
Jinayah menurut fuqaha' ialah perbuatan atau perilaku yang jahat yang dilakukan oleh seseorang untuk mencerobohi atau mencabul kehormatan jiwa atau tubuh badan seseorang yang lain dengan sengaja.
Penta`rifan tersebut adalah khusus pada kesalahan-kesalahan bersabit dengan perlakuan seseorang membunuh atau menghilangkan anggota tubuh badan seseorang yang lain atau mencederakan atau melukakannya yang wajib di kenakan hukuman qisas atau diyat.
Kesalahan-kesalahan yang melibatkan harta benda, akal fikiran dan sebagainya adalah termasuk dalam jinayah yang umum yang tertakluk di bawahnya semua kesalahan yang wajib dikenakan hukuman hudud, qisas, diyat atau ta`zir.
Membunuh orang adalah dosa besar, maka Allah yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana telah menetapkan hukuman di dunia dan di akhirat demi ketentraman dan menjaga keselamatan hidup manusia di bumi
”Dan barang siapa membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya adalah neraka jahannam yang dia akan kekal di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, mengutukinya, serta menyediakan adzab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa 93)
(Baca juga QS. Al-Baqoroh 178).
Bagi yang membunuh tergantung tiga hak :
1. Hak Allah
2. Hak Ahli Waris
3. Hak yang dibunuh
Apabila pembunuh bertobat dan menyerahkan diri kepada ahli waris (keluarga yang dibunuh) dia terlepas dari hak Allah dan hak ahli waris, baik mereka melakukan qishos atau mereka mengampuninya dengan membayar diyat (denda) ataupun tidak. Sesudah itu tinggal hak yang dibunuh; nanti akan diganti oleh Allah diakhirat dengan kebaikan
Faedah dan manafaat daripada Pengajaran Jinayat :-
1) Menjaga keselamatan nyawa daripada berlaku berbunuhan sesama sendiri dan sebagainya
2) Menjaga keamanan maruah di dalam masyarakat daripada segala fitrah tuduh-menuduh.
3) Menjaga keamanan maruah di dalam harta benda dan nyawa daripada kecurian, ragut dan lain-lain.
4) Berhubung dengan keamanan negara dan menyelenggarakan keselamatan diri.
5) Perkara yang berhubung di antara orang-orang Islam dengan orang-orang kafir di dalam negara Islam Pembunuhan
Macam-macam jinayat
SENGAJA : Dilakukan dengan niat benar-benar ingin membunuh dan dengan menggunakan alat yang biasanya dapat digunakan untuk membunuh.
TIDAK SENGAJA : Dilakukan dengan niat tidak ingin membunuh. Misalnya seseorang melemparkan sesuatu yang tidak disangka akan mengenai seseorang hingga meninggal dunia
SETENGAH SENGAJA : Dilakukan dengan niat benar-benar ingin membunuh tetapi dengan menggunakan alat yang tidak biasa digunakan untuk membunuh.
CONTOH KASUS SENGAJA
Yudhistira
Artikel Terkait
06/04/2010 10:57 | Pembunuhan
Liputan6.com, Medan: Setelah melakukan penyelidikan selama empat bulan, polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan wanita paruh baya di Kelurahan Sari Rejo, Medan, Sumatra Utara. Korban, Sri Rantau Rangkuti, ternyata dibunuh oleh Rohim, sang kekasih gelap. Pelaku ditangkap Kepolisian Sektor Kota Medan dan Satreskrim Poltabes Medan di Langkat, Sumut, Selasa (6/4) dini hari.

Usai penangkapan, polisi menggiring tersangka untuk reka ulang kasus. Dengan seutas tali jemuran, Rohim menjerat leher Sri. Tersangka mengaku gelap mata karena pernah melihat sang kekasih jalan dengan pria tak dikenal.

"Ia sama sekali tak melawan saat nyawanya dihabisi," kata tersangka [baca: Wanita Paruh Baya Tewas di Pembuangan Sampah].

Usai membunuh, Rohim sempat menangis dan mencium jasad korban. Pria yang pernah berprofesi sebagai penarik becak itu sempat buron ke Aceh. Akhirnya, ia kembali ke Medan.(WIL/SHA)
http://buser.liputan6.com/berita/201004/271048/Kasus.Pembunuhan.Wanita.Paruh.Baya.Terungkap
HUKUMANNYA

Wajib diqishos (berarti hukumannya di bunuh) kecuali dimaafkan oleh ahli waris dengan membayar diyat atau dimaafkan sama sekali.

CONTOH KASUS SEPERTI SENGAJA

Daniel Tewas Dibekap
17 Apr 2010
• Koran Tempo

• Nasional
Penyidik belummenetapkan seorang punsebagai tersangka.
BEKASI - Polisi memastikan, kematian Daniel Hutapea, 5 bulan, akibat bayi itu tidak bisa bernapas karena mulut dan hidungnya dibekap. Kepastian ini diperoleh polisi setelah menerima hasil otopsi dari Rumah Sakit Polri Sokanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Jantung dan paru-parunya rusak karena tidak ada oksigen," kata Kepala Kepolisian Sektor Bantargebang Ajun Komisaris Burhanudin kemarin.
Menurut Burhanudin, ada kemungkinan mulut dan hidung bayi itu dibekap menggunakan bantal atau kain. Sebab, sebagian bibir korban terluka. Sedangkan sayatan di lengan Daniel, kata Burhanudin,tidak sampai memutus urat nadi. Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Ade Ari Syam Indriadi mengatakan, penyidik belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka dalam kasus ini. Orang tua korban, Malinton Hutapea, 32 tahun, dan Veronica, 28 tahun, masih berstatus sebagai saksi. "Indikasi keterlibatan orang tua baru sebatas dugaan, dan polisi belum menyimpulkan pelakunya," kata Ade.
Dari lokasi kejadian, polisi sudah menyita sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah secarik surat. Dalam surat itu diketahui bahwa telah terjadi pertengkaran antara Malinton dan Veronica sebelum Daniel tewas. Sampai saat ini penyidik baru memeriksa empat orang sebagai saksi. Mereka adalah tetangga korban. Satu saksi sempat melihat Malinton keluar-masuk rumah bebera-pa saat sebelum peristiwa terjadi. "Keterangan saksi itu masih kami kembangkan," kata Ade.
Polisi belum memeriksa Malinton dan Veronica karena masih dalam masa berkabung. Namun penyidik sudah berencana memeriksa Malinton setelah upacara pemakaman Daniel. Sedangkan pemeriksaan terhadap Veronica belum dijadwalkan karena perempuan itu masih dirawat di Rumah Sakit Permata Bunda, Mustika Jaya, Kota Bekasi. Veronica menderita luka cukup serius. Kedua urat nadi tangannya tersayat dan ada tiga luka tusuk di bagian perut.
Kasus ini terjadi Kamis lalu di Perumahan Dukuh Jamrud Blok P18/88, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Warga menemukan Daniel dan Veronica tergeletak bersimbah darah di tempat tidur kamar utama, se-mentara Malinton menangis meraung-raung di lantai.
Diduga, aksi keji itu dilakukan sendiri oleh Veronica. Dia membunuh bayinya, kemudian mencoba bunuh diri dengan menyayat urat nadi serta menusuk perut menggunakan pisau dapur. Warga segera melarikan ibu dan anak itu ke rumah sakit. Namun nyawa Daniel tak bisa diselamatkan.
Polisi yang datang ke lokasi menemukan sebilah pisau dapur dan silet. Barang-barang itu disita sebagai barang bukti, bersama seprai dengan noda darah dan satu botol bensin. Selain itu, ditemukan dua lembar surat perjanjian. Isinya tentang pernyataan Malinton Hutapea yang menegaskan dirinya tidak lagi berhubungan dengan wanita lain dan siap menafkahi anak dan istrinya. HUUHOM
http://bataviase.co.id/node/173401
HUKUMANNYA

Tidak wajib diqishos. Hanya diwajibkan membayar diyat yang berat dan dibebankan kepada keluarganya dengan diangsur selama 3 tahun

CONTOH KASUS TIDAK SENGAJA
Kamis, 14/10/2010 18:31 WIB
Kasus Peluru Nyasar, Polisi Konfrontir Korban dengan Anggota Reserse Polres Jakut
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews


ilustrasi

Jakarta- Saksi kasus salah tembak yang menimpa Satria Indra Lesmana, melihat dua pria mengantongi pistol revolver warna hitam. Polisi akan mengkonfrontir korban dengan 30 anggota Kasatreskrim yang bertugas pada saat insiden terjadi.

"Kami akan konfrontir 30 anggota Sat Reskrim Polres Jakut yang bertugas pada saat itu dalam minggu ini," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, Kompol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di Mapolres Jakarta Utara, Kamis (14/10/2010).

Condro berharap korban dapat memberikan penjelasan apakah yang menembak adalah salah satu anggotanya atau bukan. Hal ini penting untuk membantah spekulasi yang berkembang bahwa anggota polisi yang telah melakukan salah tembak.

"Nanti akan dilakukan setelah kondisi korban membaik," terang Condro.

Empat saksi yang ada disekitar Satria melihat dua pria mencurigakan yang mengantongi senjata jenis revolver warna hitam. Sat Reskrim Polres Jakarta Utara telah mengkonfrontir mereka dengan 30 anggota Sat Reskrim Polres Jakarta Utara. Hasilnya, keempat saksi tidak ada yang mengenali pria mencurigakan di antara anggota Sat Reskrim tersebut.

Satria jadi korban tembakan pada pada, Rabu (13/10) sekitar pukul 16.00 WIB di depan SMPN 244, Jl Arteri Marunda, Jakarta Utara. Warga Rawabinangun, Rawabadak, Jakarta Utara, itu mengalami luka tembak di perut sebelah kanan, jari tengah tangan kanan, dan betis kanan.

Saat itu Satria tengah berkumpul bersama teman-temannya dan tiba-tiba ada beberapa orang berpakaian serba hitam, mengejar sekelompok anak muda sambil melepaskan tembakan. Tidak lama setelah terdengar suara tembakan, Satria langsung terkapar bersimbah darah dan langsung dilarikan ke RSUD Koja.
http://www.detiknews.com/read/2010/10/14/183137/1465315/10/kasus-peluru-nyasar-polisi-konfrontir-korban-dengan-anggota-reserse-polres-jakut?991102605
HUKUMANNYA

Tidak wajib diqishos. Hanya wajib membayar diyat ringan. Diyat ini dibebankan kepada keluarganya, bukan atas orang yang membunuh saja. Mereka membayarnya dengan diangsur selama 3 tahun. Tiap akhir tahun membayar 1/3 nya.
(QS. An-Nisa 92)

* SYARAT WAJIB QISHOS
1. Orang yang membunuh adalah orang yang sudah baligh & berakal sehat.
2. Orang yang membunuh bukan bapak dari yang dibunuh.
3. Orang yang dibunuh derajatnya tidak kurang dari orang yang membunuh.
Maksudnya adalah agama dan merdeka atau tidaknya, begitu juga bapak dengan anaknya. Oleh karena itu bagi orang Islam yang membunuh orang kafir idak berlaku qishos; begitu juga orang merdeka tidak dibunuh sebab membunuh budak, dan bapak tidak dibunuh sebab membunuh anaknya.
4. Orang yang terbunuh adalah orang yang terpelihara darahnya dengan Islam atau dengan perjanjian.

bab khamar

PENGERTIAN KHAMAR
Khamar dalam bahasa Arab berasal dari akar kata `khamara` yang bermakna sesuatu yang menutupi`. Disebutkan,`Maa Khaamaral aql` yaitu sesuatu yang menutupi akal.

Sedangkan jumhur ulama memberikan definisi khamar yaitu : segala sesuatu yang memabukkan baik sedikit maupun banyak.Definisi ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW :
Dari Ibni Umar RA. bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Segala yang memabukkan itu adalah khamar dan semua jenis khamar itu haram.` (HR. Muslim dan Ad-Daruquthuny).
Rasulullah SAW bersabda,`Segala yang memabukkan adalah khamar dan segala yang memabukkan hukumnya haram`. (HR. Ahmad dan Ashhabussunan).

Dalam mazhab Al-Hanafiyah, definisi khamar adalah air perasan buah anggur yang telah berubah menjadi minuman memabukkan. Sedangkan minuman memabukkan lainnya bukan termasuk khamar dalam pandangan mereka. Namun demikian, orang yang mabuk karena minum minuman memabukkan tetap dihukum juga sesuai dengan aturan syariat.
Peminumnya adalah seorang yang waras atau berakal. Sehingga orang gila bila meminum minuman keras maka tidak boleh dihukum hudud.

Syarat diberlakukannya hukuman hudud bagi peminum khamar :
1. Berakal
2. Baligh
Peminum itu orang yang sudah baligh, sehingga bila seorang anak kecil di bawah umur minum minuman keras, maka tidak boleh dihukum hudud.
3. Muslim
Hanya orang yang beragama Islam saja yang bila minum minuman keras yang bisa dihukum hudud. Sedangkan non muslim tidak bisa dihukum bahkan tidak bisa dilarang untuk meminumnya.
4. Bisa memilih
Peminum itu dalam kondisi bebas bisa memilih dan bukan dalam keadaan yang dipaksa.
5. Tidak dalam kondisi darurat
Maksudnya bila dalam suatu kondisi darurat dimana seseorang bisa mati bila tidak meminumnya, maka pada saat itu berlaku hukum darurat. Sehingga pelakunya dalam kondisi itu tidak bisa dijatuhi hukuman hudud.
6. Tahu bahwa itu adalah khamar
Bila seorang minum minuman yang dia tidak tahu bahwa itu adalah khamar, maka dia tidak bisa dijatuhi hukuman hudud.

BENTUK HUKUMAN HUDUD PEMINUM KHAMAR
Peminum khamar yang telah dijatuhi vonis dan dinyatakan bersalah oleh sebuah institusi pengadilan (mahkamah syar`iyah) hukumannya adalah dipukul. Bentuk hukuman ini bersifat mahdhah. Artinya bentuknya sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT. Sehingga tidak boleh diganti dengan bentuk hukuman lainnya seperti penjara atau denda uang dan sebagainya.

HUKUM-HUKUM YANG TERKAIT DENGAN KHAMAR
1. Haram meminumnya
`Khamar itu diharamkan baik sedikit atau banyak. Dan juga diharamkan mabuk akibat meminum apa saja`. (HR. Al-`Uqaili)

2. Yang menghalalkannya diancam menjadi kafir
Keharaman khamar itu sudah jelas dan qath`i. Sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi hukumnya. Sehingga para ulama mengatakan bila ada orang yang mengatakan bahwa khamar itu halal diminum, maka orang tersebut termasuk orang yang kafir. Sebab Allah telah menyebutkan bahwa khamar itu najis, perbuatan syetan dan harus dijauhi, sebagaimana yang telah difirmankan dalam surat Al-Maidah : 91.

3. Haram memilikinya
Seorang muslim bukan saja haram untuk meminum khamar, tapi sekedar memiliki atau menyimpannya sebagai koleksi pun haram. Bahkan menerima hadiah cendera mata dalam bentuk khamar pun haram hukumnya. Termasuk juga menjual atau membelinya.

Rasulullah SAW bersabda,`Wahai penduduk Madinah, sesungguhnya Allah tabaraka wa ta`ala telah menurunkan pengharaman khamar. Maka siapa yang menulis ayat ini dan masih memilikinya janganlah meminumnya dan jangan pula menjualnya. Tapi buang saja di jalan-jalan kota Madinah`. (HR Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Sesunggunya minuman yang diharamkan untuk meminumnya maka diharamkan juga menjualnya`. (HR. Ahmad, Muslim, An-Nasai)

4. Yang merusaknya tidak wajib mengganti
Bila seorang muslim masih memiliki khamar, maka bila dirusak atau dibuang oleh seroang muslim lainnya, tidak perlu menggantinya. Namun bila khamar itu milik non muslim, maka wajib menggantinya bila merusaknya atau menumpahkannya.

5. Khamar itu Najis
Khamar itu selain haram untuk diminum, juga hukumnya najis. Bahkan mazhab Al-Hanafiyah menyatakan bahwa khamar itu bukan sekedar najis, tapi najis mughallazhah atau najis berat. Sehingga bila terkena pakaian sebesar uang satu dirham, wajib untuk dicuci. Hal itu didasarkan pada dalil Al-Quran dimana Allah menyebutkan najis.
Sedangkan jumhur ulama mengatakan bahwa khamar itu najis karena secara tegas telah dilarang dan harus dijauhi.

Meski yang dimaksud dengan kata-kata `najis` dalam ayat tersebut bukan najis hakiki tapi najis maknawi. Namun ayat itu juga mewajibkan untuk menjauhi khamar. Dalam hadits dijelaskan tentang najisnya khamar ini :
Dari Abi Tsa`labah ra,`Kami bertetangga dengan ahli kitab. Mereka memasak babi dalam panci mereka dan minum khamar dalam wadah mereka. Rasulullah SAW bersabda,`Bila kalian punya yang selain dari milik mereka maka makan dan minum bukan dari panci dan bejana mereka. Tapi bila tidak ada lainnya, maka cucilah dengan air baru boleh dimakan dan diminum`. HR. Ad-Daruquthuni).

6. Peminumnya wajib dihukum dengan hukuman hudud yaitu 80 kali menurut jumhur ulama.

7. Dilarang hadir atau duduk di suatu majelis yang terhidang khamar.

http://nicomunication.blogspot.com/2010/05/hukum-khamar-dalam-islam.html

bab ghasab

PENGERTIAN GHASAB
Secara harfiah, ghasab adalah mengambil sesuatu secara paksa dengan terang-terangan. Sedangkan secara istilah, ulama bermacam-macam mendefinisikannya. Mazhab Hanafi mendefinisikan gasab sebagai mengambil harta orang lain yang halal tanpa izin sehingga barang itu berpindah tangan. Mazhab Maliki mendefinisikan gasab sebagai mengambil harta orang lain secara paksa dan sengaja, tetapi tidak dalam arti merampok. Sementara mazhab Syafii dan Hanbali memaknai gasab sebagai penguasaan terhadap harta orang lain secara sewenang-wenang atau secara paksa tanpa hak. Secara “terang-terangan” menunjukkan perbedaan gasab dengan mencuri. Mencuri dalam arti gasab tidak hanya barang tapi juga manfaat barangnya, termasuk di dalamnya meminta dan meminjam tanpa izin pemilik aslinya, sekalipun dikembalikan. Selama KKN, meskipun sudah seketat mungkin untuk tidak melakukannya, toh saya sendiri pernah melakukannya, terutama masalah sandal.
Sedangkan dalam fikih Ahlulbait, gasab tetap dihukumi sebagai dosa plus perbuatan salatnya sendiri tidak sah. Sedemikian ketatnya hingga jika kita salat tetapi ada sehelai benang pun yang ada ditubuh kita diperoleh dengan cara batil, maka salat pun tidak sah. Sayidina Ali as. berkata kepada Kumail, “Wahai Kumail, lihatlah di mana dan pada apa kamu salat. Jika itu didapatkan bukan dengan cara yang benar maka tidak diterima salatnya.” (Fiqh Al-Imâm Ja’far) .
*
Hukum ghasab
erbuatan gasab tersebut adalah dosa dan haram tapi tidak membatalkan salatnya (Al-Fiqh ‘alâ Al-Madzâhib Al-Khamsah). Istilahnya adalah harâm lî ghairih yaitu sesuatu yang pada mulanya disyariatkan, akan tetapi dibarengi oleh suatu yang bersifat mudarat bagi manusia.
Sedangkan dalam fikih Ahlulbait, gasab tetap dihukumi sebagai dosa plus perbuatan salatnya sendiri tidak sah. Sedemikian ketatnya hingga jika kita salat tetapi ada sehelai benang pun yang ada ditubuh kita diperoleh dengan cara batil, maka salat pun tidak sah. Sayidina Ali as. berkata kepada Kumail, “Wahai Kumail, lihatlah di mana dan pada apa kamu salat. Jika itu didapatkan bukan dengan cara yang benar maka tidak diterima salatnya.” (Fiqh Al-Imâm Ja’far)
http://ejajufri.wordpress.com/2009/08/21/sulitnya-menghindari-ghasab/

bab zina

PENGERTIAN ZINA
Pengertian yang bersifat umum meliputi yang berkonsekuensi dihukum hudud dan yang tidak. Yaitu hubungan seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan haknya pada kemaluannya. Dan dalam pengertian khusus adalah yang semata-mata mengandung konsekuensi hukum hudud.

Sedangkan yang dalam pengertian khusus hanyalah yang berkonsekuensi pelaksanaan hukum hudud. Yaitu zina yang melahirkan konsekuensi hukum hudud, baik rajam atau cambuk. Bentuknya adalah hubungan kelamin yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang dilakukan dengan keinginannya pada wanita yang bukan haknya di wilayah negeri berhukum Islam.

*Hukum zina adalah haram

HUKUMAN ZINA
Untuk itu konsekuensi hukumya adalah cambuk 100 kali sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Al-Kariem :

Wanita dan laki-laki yang berzina maka jilidlah masing-masing mereka 100 kali. Dan janganlah belas kasihan kepada mereka mencegah kamu dari menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman. (QS. An-Nuur : 2)

http://nophaendud.blogspot.com/2008/11/pengertian-dan-dalil-zina.html